Terkapar nurani di hamparan lautan dunia.
Dusta dan nestapa seakan merajai tanpa jedah jujur didalamnya.
Laut memudar keruh, terinfeksi racun angkuh semata.
Menangis.....
Hanya raut yang menangis.....
Tak ada kejujuran ataupun keikhlasan.
Semua berlomba tuk menuai sempurnanya hidup didunia.
Emas, permata ataupun perak, terkaji khalayak menu utama.
Rekayasa...
Oh...rekayasa...
Semua dimainkan layaknya pertunjukan drama.
Kolosal karmapala ataupun angling dharma.
Tanpa ada kesadaran.
Inilah bukti kesempurnaan dunia.
Semua tersaji istimewa selaras minat penghuninya.
Berakhir kata : A Baim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar